Pagi itu, 07 November 2021, terlihat beberapa bapak ibu dan anak anak bergegas masuk ke dalam Masjid Al Ikhlas Jalan Tulus Bhakti. Beberapa yang lain terlihat sedang bersiap siap mengangkat manekin boneka, beberapa yang lain menyiapkan kapas, beberapa yang lain menyiapkan kain kafan dan perlengkapan pelengkap seperti akan ada jenazah atau mayat yang akan dimandikan.
Ya betul, Kegiatan ini adalah Pangrukti Layon atau pemeliharaan jenazah, dimana kegiatan ini meliputi memandikan jenazah, mengkafani sebelum dilakukan proses pemakaman yang diadakan di RW XI Kelurahan Taman. Pelatihan yang diikuti 30 an warga muda mudi dan tua muda dari RT 34, 35, 36 Taman dan juga RT 33 Mojorejo itu bertujuan agar dengan harapan,lingkungan mampu memberikan pelayanan pangrukti layanan sendiri di lingkungannya masing-masing.
Dalam pelatihan tersebut peserta dilatih tentang tata cara pengurusan jenazah. Mulai dari mengenali dan memahami apa yang harus dilakukan ketika menjelang seseorang sakaratul maut, bagaimana memandikan jenazah yang benar, sampai dengan prosesi mengkafani jenazah. Dijelaskan pula hal-hal yang sebaiknya dihindari dan tidak diperbolehkan dalam pengurusan jenazah.
Narasumber pelatihan pangrukti Layon ini adalah Bapak Haji Nur Ramelan S. Ag, Bintal RW XI sekaligus Tokoh Agama yang merupakan pensiunan dari Kemenag Kota Madiun.
Pelatihan berlangsung baik dan menyenangkan karena selain teori dan praktek langsung yang diperagakan langsung, ada hal-hal baru yang disampaikan. Tidak ketinggalan ada juga acara tanya jawab mengenai kesulitan-kesulitan yang ditemui saat melaksanakan pangrukti layon
Pelatihan ini berjalan dengan lancar dan dipimpin oleh Bapak H Nur Ramelan, dengan didampingi Ketua RW XI Wisang R Wijaya dan dihadiri pula oleh Kepala Kelurahan Taman Bapak Danang Novianto.
Adapun tujuannya selain sebagai suatu wadah kelompok masyarakat untuk berkumpul bersama dan terlibat secara aktif dalam kemasyarakatan terutama untuk membantu meringankan beban bagi keluarga yang sedang berduka karena kematian.
pangruti layon merupakan hasil rumusan bersama para tokoh masyarakat mengingat kebutuhan akan layanan untuk kematian. Dalam melakukan pelayanan, pangrukti layon tidak mengenal waktu, hal ini mereka pahami sebagai bentuk pelayanan kepada umat Tuhan dengan tulus ikhlas serta sebagai bentuk solidaritas sesama. Mengingat pentingnya maka harus juga ada sinkronisasi program kerja pangrukti layon dengan pemerintah lebih khusus melalui prodamas ( Program Pemberdayaan Masyarakat ). Di akhir sesi, narasumber mengingatkan pentingnya pelatihan ini direplikasi ke Seluruh Kota Madiun. (admin) #akb2021